Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ketua Kadin Sumut Membuka Palmex 2025 di Medan


MEDAN-Acara bergengsi Palmex Indonesia 2025 yang menjadi pusat perhatian pelaku industri kelapa sawit se-Asia Tenggara ini dibuka, Selasa (7/10/2025) di Hotel Dyandra Medan.

Acara ini dibuka Ketua Umum Kadin Sumatera Utara Firsal Mutyara yang berlangsung Selasa-Kamis, 7-9 Oktober 2025.

Firsal Mutyara menegaskan komitmen Sumut sebagai pionir dan penggerak utama industri sawit berkelanjutan di Indonesia.

Ketua Umum KADIN Sumut ini memaparkan, pentingnya transformasi digital dalam menjaga daya saing industri sawit nasional. 

Menurutnya, Sumatera Utara memiliki peran besar sebagai pionir sawit Indonesia yang sudah berkembang lebih dari 100 tahun.

Firsal menyebutkan, di era teknologi saat ini, pelaku usaha harus beradaptasi agar industri sawit tetap berkelanjutan. 

“Digitalisasi bukan hanya soal efisiensi, tapi juga upaya membangun sistem yang lebih transparan, hijau, dan berkelanjutan,” ujarnya.

Dia juga menyoroti tantangan isu keberlanjutan (sustainability) yang masih menjadi sorotan global. 

Kadin Sumut, lanjut Firsal, terus mendorong kolaborasi antara pemerintah, pengusaha, dan akademisi agar sektor sawit tidak hanya kuat di pasar ekspor, tapi juga ramah lingkungan dan berdaya saing tinggi di masa depan.

Firsal, resmi membuka kegiatan yg berlangsung dua hari ini, dan berharap berlangsung sukses, turut  hadir pada acara pembukaan ini, Sahat M. Sinaga, Bungaran Saragih.

Mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih memberikan tanggapan menarik pada Palmex Indonesia 2025 di Medan. Ia menegaskan, untuk menjadi negara juara dalam industri sawit dunia, Indonesia harus lebih mengedepankan inovasi dan teknologi di setiap rantai produksinya, mulai dari kebun hingga produk turunan.

Bungaran juga menilai, dukungan pemerintah terhadap kegiatan seperti Palmex sangat penting. Pameran ini.

Menurutnya, bukan sekadar ajang bisnis, tetapi wadah untuk memperkuat kolaborasi, berbagi pengetahuan, dan mempercepat modernisasi sektor sawit agar lebih berdaya saing serta berkelanjutan.

Pameran industri kelapa sawit terbesar di Asia Tenggara, Palmex Indonesia 2025,  diprediksi mengalami penurunan animo pengunjung dibanding tahun-tahun sebelumnya. 

Meski penyelenggara menargetkan lebih dari 6.000 hingga 7.000 pengunjung, sejumlah pelaku industri menilai minat menghadiri pameran fisik kini mulai berkurang.

Beberapa faktor disebut menjadi penyebabnya, antara lain pergeseran ke event virtual, tingginya biaya akomodasi, dan menurunnya daya beli perusahaan di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil. 

Kendati demikian, Palmex tetap menjadi ajang penting untuk mempertemukan pelaku industri sawit, menampilkan inovasi terbaru, serta menjaga eksistensi sektor sawit Indonesia di pasar global